REBORN: URGENSI MEMBANGUN ADAB PENDIDIKAN BERBASIS KRISTEN-ISLAM YANG BERETIKA DAN BERKUALITAS

REBORN: URGENSI MEMBANGUN ADAB PENDIDIKAN BERBASIS KRISTEN-ISLAM YANG BERETIKA DAN BERKUALITAS

REBORN: URGENSI MEMBANGUN ADAB PENDIDIKAN BERBASIS KRISTEN-ISLAM YANG BERETIKA DAN BERKUALITAS


Oleh: Assoc. Prof. Dr. Ir. Rohny. S. Maail, S.Hut, M.Si, IPU 

Pendidikan pasti merubah nasib hidup manusia, Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dalam berpikir dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Namun bagi sebagian orang (tertentu) berpendapat juga bahwa pengalaman kehidupan sehari-hari (ilmu hidup) lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya dan hidup saya.”Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dan yang terdidik (siswa dan mahasiswa), dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam adab dan kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya di Maluku yang masyarakatnya menyebar pada 1392 pulau ini. Orang Kristen dan muslim berbaur dalam kehidupan persaudaraan pela gandong yang erat. Menyikapi hal tersebut seharusnya pakar-pakar pendidikan di Maluku dapat mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan menyelaraskan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya di Maluku dengan mengutamakan pengauatan keagamaan yang kental di Maluku.

Salah satu penyebab terjadinya krisis moral atau adab dikalangan siswa serta mahasiswa di Maluku adalah masih minimnya penyerapan Pendidikan Karakter yang diajarkan di sekolah ataupun di kampus atau universitas. Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, perasaan, dan tindakan sebagai bentuk pembinaan akhlak dan tingkah laku individu. Komentar dalam opini ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Maluku (c.q. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku dan Dinas Pendidikan Kota Ambon/Kabupaten lainnya) tentang pentingnya pendidikan karakter dalam menghadapi krisis moral yang terjadi dikalangan siswa dan mahasiswa di Maluku. Pendidikan karakter diharapkan dapat menciptakan warga negara (khusus siswa dan mahasiswa) yang baik serta memiliki moralitas yang sesuai dengan moral warga negara Indonesia. Untuk itu perlu pendekatan kualitatif yang baik dan normatif karena perkembangan zaman, keluarga, teman sebaya, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial berdampak besar pada kerusakan moral siswa dan mahasiswa. Untuk itu urgensi membangun adab pendidikan yang beretika serta pendidikan karakter yang bagaikan sebuah mata uang logam yang memiliki kedua sisi yang tidak bisa dilepaskan satu terhadap yang lainnya dapat menjadi solusi dari permasalahan krisis moral di Maluku tersebut.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyisakan beberapa persoalan yang perlu menjadi perhatian. Tidak dipungkiri masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjadi alternatif penyelesaian masalah kehidupan sehari-hari. Namun pada kondisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut kurang mampu menumbuhkan moralitas (akhlak/adab) yang mulia. Perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia, khususnya di Maluku saat ini diikuti oleh gejala penurunan moral yang sangat memprihatinkan. Akhlak mulia atau adab seperti kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong, toleransi, dan saling mengasihi sudah mulai terkikis.

Oleh penyelewengan, penipuan, permusuhan, penindasan, korupsi, saling menjatuhkan, menjilat, mengambil hak orang lain secara paksa dan sesuka hati, serta perbuatan-perbuatan tercela semisal: mabuk-mabukan, tawuran, penyalahgunaan obat terlarang/narkoba, pergaulan tak terkendali dan seks bebas, bergaya hidup hedonis layaknya orang Barat, dan lain sebagainya. Dengan begitu, menjadi jelas bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki pengaruh logis terciptanya kondisi yang mencerminkan krisis moral/adab. Krisis moral yang terjadi di Indonesia terlebih secara khusus di Maluku saat ini mampu diatasi dengan Pendidikan yang beretika dan berkarakter yang relevan.Tanpa disadari oleh masyarakat kita di Maluku, saat ini terjadi krisis nyata dan mengkhawatirkan bahkan hal tersebut telah berimbas kepada anak-anak dan remaja yang masih berusia sekolah atau yang sementara mengecap pendidikan.

Krisis moral saat ini tidak hanya melanda kalangan dewasa, namun telah menimpa kalangan pelajar/mahasiswa yang menjadi generasi penerus bangsa. Orang tua, guru, dan beberapa pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, juga agama dan sosial banyak mengeluhkan perilaku sebagian pelajar/mahasiswa yang berperilaku di luar batas kesopanan dan kesusilaan ini. Krisis yang dimaksud disini yaitu berupa menurunnya tanggungjawab, rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar, masa bodoh dan hanya terima Nasib apa adanya, tawuran antar pelajar, kehilangan daya kreatif (kreatifitas), menurunnya kejujuran, tidak memiliki sopan santun.

Hilangnya rasa hormat kepada orang yang lebih tua, lunturnya sikap toleransi, dan sebagainya yang sudah ikut berpengaruh akan terjadinya konflik ditingkat rakyat bawah dan menjadi masalah sosial di Maluku. Banyak sekali faktor yang menjadi latar belakangnya, salah satunya sistem pendidikan di Maluku dan mainset para pemimpin bidang kedinasan terkait tersebut. Pendidikan yang merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa/mahaiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seharusnya mampu mencegah terjadinya masalah di atas.

Karena jika sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, fungsi dari pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa/mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak/beradab mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Terkait hal ini, maka menurut saya sudah saatnya kita perlu menerapkan satu hal yang bersifat urgensi lewat penyegaran pendidikan di Maluku untuk menjadikan MALUKU REBORN (MALUKU LAHIR BARU). Dengan Pendidikan Karakter yang merupakan usaha sadar yang terencana dan terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi manusia (SDM). Atau anak Maluku yang memiliki watak berkepribadian baik, bermoral-berakhlak-beradab, dan berefek positif konstruktif pada alam/lingkunga sekitar dan masyarakat (termasuk pendidik dan yang terdidik). 

Mengacu pada urgensi di atas, pendidikan karakter yang beradab memiliki fungsi dasar untuk mengembangkan potensi seseorang agar dapat menjalani kehidupannya dengan bersikap baik. Dalam lingkup pendidikan formal, pendidikan karakter di sekolah atau di kampus berfungsi untuk membentuk karakter siswa/mahasiswa agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia (beadab), bermoral, tangguh, berperilaku baik, dan toleran. Kita mengetahui bahwa ada tiga fungsi pendidikan karakter di sekolah/kampus, diantaranya; fungsi pembentukan dan pengembangan potensi, fungsi untuk penguatan dan perbaikan, serta fungsi penyaring.

Pendidikan karakter digunakan agar masyarakat dapat memilih dan memilah budaya bangsa sendiri, serta dapat menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa sendiri yang berbudi luhur. Lanjutan dari pendidikan yang beradab dan berkarakter ini,,,Pertanyaannya bagi kita di Maluku; Bagaimana membangun adab Pendidikan di Maluku? (yang pernah di latar belakangi dengan terjadinya konflik sosial di tahun 1999?). Bagaimana menciptakan MALUKU REBORN dengan melihat pada urgensi membangun pendidikan yang bertetika atau beradab antara Kristen dan Muslim di Maluku? Hal ini kembali tergantung pada kita semua orang Maluku baik siswa, mahasiswa, pendidik (guru dan dosen), orang tua, SKPD terkait (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Kota/Kabupaten).

Serta segenap pihak. Saya sebagai Pimpinan sekaligus Penggawa 2 Yayasan besar di Maluku yakni Yayasan Andarinyo Go Earth (LSM Internasional milik saya pribadi) serta Yayasan Ina Haha Maluku GPM (LSM/Badan Pembantu MPH Sinode-milik GPM). Menyikapi bahwa sudah saatnya kita membuka sekat antara Kristen dan Islam menjadi lebih luas, bila perlu menghapus semua sekat dengan kunci “pendidikan”. Hubungan antara orang basudara Kristen dan Muslim di Maluku dapat dikokohkan lebih kuat lagi dengan penerapan pada bidang Pendidikan. Kami dari Yayasan Ina Haha GPM telah memulai hal ini dengan membuka kesempatan dalam penyediaan dana pemberian Beasiswa Unggulan Reborn GPM (BURG).

Untuk para pelajar yang berpotensi atau mahasiswa yang smart (yang tentunya dengan ahklak atau adab yang tinggi) baik dari kalangan komunitas Kristen maupun dari kalangan komunitas Islam untuk disekolahkan / studi lanjut ke luar negeri secara bersama-sama. Karena Yayasan kami adalah Yayasan independen dan mandiri dalam membiayai diri Yayasan sendiri, maka untuk penyediaan Beasiswa Unggulan Reborn GPM ini kami mempersiapkan donatur-donatur sebagai orang tua asuh (dari kalangan Kristen dan Islam) yang akan dengan sukarela membiayai secara penuh pendidikan/studi lanjut anak-anak generasi muda Maluku tersebut dari mulai awal studi sampai selesai. 

Ketika kami menggagasi Beasiswa Unggulan Reborn GPM ini ternyata banyak tokoh  atau masyarakat yang mau menjadi orang tua asuh/donatur beasiswa; dari komunitas Kristen tapi juga tidak kalah banyaknya dari tokoh/masyarakat Islam. Ini berarti  mereka sadar penuh bahwa peningkatan pendidikan itu perlu/urgen bagi anak-anak generasi muda Maluku dan tidak dilatar-belakangi oleh unsur SARA (agama yang dominan), tapi nilai kemanusiaan, saling tolong menolong membantu atau “sorong bahu” antar orang basudara Kristen-Islam yang diutamakan.Inilah potensi pembangunan karakter, akhlak dan adab yang sesungguhnya, bahwa latar belakang agama bukan menjadi persoalan bahkan penghambat.

Untuk saling mendukung dalan dunia pendidikan anak-anak muda Kristen dan Islam di Maluku. Yayasan Ina Haha GPM sejak didirIkan pada tahun 2020, membuka diri dan menerima anak-anak Islam dari kalangan ulama/pendakwah ataupun penjaga masjid, atau anak-anak muda islam namun diprioritaskan untuk anak-anak dari keluarga yang berkekurangan atau tidak mampu. Kami Yayasan Ina Haha GPM membuka diri dan menerima anak-anak muda Islam yang dengan tekat penuh mau merubah nasibnya dengan mengikuti pendidikan lanjut baik S1, S2 maupun S3 dalam maupun luar negeri. Mari jangan sungkan bergabung dengan kami untuk suatu perubahan Maluku (menuju Maluku Reborn) lewat penguatan pendidikan Dengan pemberian beasiswa.

Kami tidak menseleksi atas dasar kompetisi antar pelajar/mahasiswa, tetapi kesiapan siswa/mahasiswa untuk fighting/bertarung dan survive/bisa bertahan sampai akhir studinya dan bisa lulus dengan hasil “Cumlaude” atau setidaknya “Sangat Memuaskan” Let’s cross our fingers for that, because destiny is no mater of chance, it is a matter of choice. It is not something to be waited for, but it is something to be achieved. Takdir atau masa depan bukan ditentukan oleh kesempatan, tetapi itu tergantung dari pilihan. Itu bukan sesuatu yang harus di tunggu-tunggu, melainkan sesuatu yang harus diraih. Mari membangun adab pendidikan Kristen-Islam yang beretika dan berkualitas menuju MALUKU REBORN...It is now or neve dan bisa lulus dengan hasil “Cumlaude” atau setidaknya “Sangat Memuaskan” 

Let’s cross our fingers for that, because destiny is no mater of chance, it is a matter of choice. It is not something to be waited for, but it is something to be achieved. Takdir atau masa depan bukan ditentukan oleh kesempatan, tetapi itu tergantung dari pilihan. Itu bukan sesuatu yang harus di tunggu-tunggu, melainkan sesuatu yang harus diraih. Mari membangun adab pendidikan Kristen-Islam yang beretika dan berkualitas menuju MALUKU REBORN...It is now or never. (~RM)

Sumber : https://malukubersatu.com/reborn-urgensi-membangun-adab-pendidikan-berbasis-kristen-islam-yang-beretika-dan-berkualitas-detail-451850