Ambon,MalukuBetsatu.Cm,-Otoritas Jasa Keuangan Propinsi Maluku (OJK) setelah ada dinbumibraja-raha sampai dengan sekarang ini menjalin hubungan harmonis dengan media. Dalam untuk mempererat dan upaya memperkuat mitra yang terbangun berlama-lama ini. Selain itu untuk tingkatkan komunikasi publik dan sebarkan literasi sektor jasa keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku membentuk acara “OJK Maluku Bastori”.
Sebuah forum penyampaian informasi terkini yang dilaksanakan oleh OJK, selsin itu sampaikan perkembangan sektor jasa keuangan di wilayah Maluku kepada insan media dan ditiriskan ke publik. OJK Bastori menjadi ruang dialog sangat berarti antara OJK Maluku dan media sebagai sarana berbagi cerita tentang dinamika sektor jasa keuangan secara terbuka, santai, namun tetap substantif dan berbasis data.
Kepala OJK Provinsi Maluku, Andi M. Yusuf, menyampaikan bahwa media merupakan mitra strategis dalam memperluas jangkauan literasi dan inklusi keuangan di daerah. “Keterbukaan informasi adalah pondasi kepercayaan. Melalui Bastori, kita ingin memastikan bahwa publik menerima informasi terkait sektor jasa keuangan yang kredibel, kontekstual, dan mudah dipahami,” ujarnya.
Terkait itu OJK hati ini menyampaikan Kinerja Perbankan di Maluku tumbuh positif dengan risiko terkendali Per Mei 2025. Dimana kinerja perbankan di Maluku menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Aset perbankan mencapai Rp34,01 triliun ditopang oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp18,28 triliun. Dan penyaluran kredit mencapai Rp24,17 triliun, ketiga indikator utama tersebut tumbuh positif, terutama penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 5,73 persen year on year (yoy).
Komposisi DPK perbankan Maluku didominasi oleh CASA (Tabungan dan Giro) sebesar 62,80 persen. Sedangkan kredit konsumtif mendominasi penyaluran kredit, dengan pertumbuhan sebesar 7,55 persen yoy. Dari sisi pembiayaan UMKM, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) periode semester I 2025 telah mencapai Rp524,74 miliar, yang disalurkan kepada 11.557 pelaku UMKM di wilayah Maluku.
Adapun kualitas kredit perbankan tetap terjaga dengan NPL gross sebesar 3,21 persen. Pada sektor perbankan syariah, pembiayaan tumbuh 17,18 persen yoy. Dengan NPF rendah 1,11 persen. Meskipun market share aset baru 2,74 persen dari total perbankan di Maluku.Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), piutang pembiayaan tumbuh 4,43 persen yoy menjadi Rp1,42 triliun, dengan NPF 1,80 persen.
Premi asuransi jiwa meningkat signifikan 119,65 persen, sedangkan premi asuransi umum menurun 13,50 persen yoy.Pada sektor pembiayaan mikro, program Mekaar menyalurkan Rp81,75 miliar kepada 52.781 nasabah perempuan. ULaMM menyalurkan Rp3,77 miliar, tumbuh 92,69 persen. Sementara, Bank Wakaf Mikro menyalurkan pembayaan mikro kepada 141 nasabah.Sektor layanan keuangan digital juga menunjukkan peningkatan.
Outstanding Peer-to-Peer Lending mencapai Rp216,29 miliar, tumbuh 51,17 persen yoy dan menjangkau 29.204 borrower. Di pasar modal, investor mencapai 55.026 SID, tumbuh 14,50 persen yoy, dan nilai transaksi saham tumbuh 295,42 persen yoy menjadi Rp299,90 miliar. Pelayanan Konsumen dan Literasi Keuangan Semakin Luas hingga Juni 2025, OJK Maluku menangani 369 layanan konsumen.
Terdiri dari 285 pertanyaan, 68 pengaduan, dan 16 permintaan informasi. Mayoritas pengaduan berasal dari sektor pinjaman daring, perbankan konvensional, dan perusahaan pembiayaan.Dalam aspek literasi, OJK Maluku telah menggelar 349 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau 83.845 peserta termasuk di wilayah 3T. Salah satu kegiatan penting berlangsung di Pulau Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur, serta OJK Goes to School di MAN 2 SBT.
OJK juga mengembangkan inisiatif OJK PEDULI (Penggerak Duta Literasi Keuangan Indonesia) yang melibatkan pemuda, guru, tokoh agama, dan jurnalis. “Kami akan membentuk Duta Literasi Keuangan di Maluku, salah satunya berasal dari media lokal,” ucap Andi Muhammad Yusuf.(MB-01)