Haidy EN Wanita Tanguh & Selalu Tersenyum, Telah Kembali Ke Pangkuan Bapa Sorgawi
Ambon,MalukuBersatu.Com -Ajal siapapun dia tidak pernah bisa memahami dan mengetahuinya, karena itu semua ada dalam rencana Tuhan. Seperti halnya yang dialami nona Ambon manis Haidy Alberta Regina Vigelein Elim Nikijuluw. Yang disiapkan waktu hidupnya telah benar-benar mengabdikan dirinya diladang Tuhan sebagai majelis Bethania Gereja Protestan Maluku (GPM). Meninggalnya mantan putri citra era 80 puluhan itu sangat membuat heboh warga jemaat Bethania dan Kota Ambon. Pasalnya banyak yang tidak percaya atas kehendak yang Kuasa sebab baru saja saling berkomunikasi lewat WA, bahkan baru ketemu beberapa hari lalu. Lebih lagi baru selesai jadi pelayan khusus pada pergumulan anak-anak yang akan ujian dari SD-SMU.
Tiga Pendeta dan majelis jemaat serta warga yang masuk ibadah Minggu malam, baru sama-sama saling berjabat tangan selesai ibadah. Hingga mendengar kabar kecelakaan semuanya histeris. Ceritanya selesai ibadah Minggu (26/02/23) malam pergumulan bagi warga jemaat termasuk si bungsunya Stevany juga siap ujian dibangku SMA. Selepas ibadah Ibu cantik yang pernah tinggal di Silale itu tidak langsung pulang bersama anak yang sempat mereka saling berpelukan dan menangis di Gereja. Dirinya minta sang pulang duluan karena akan beli makan jadi depan meja batu. Dengan mengenderai kendaraan roda dua parkir motor di depan perumahan bank, Haidy menuju lokasi jual gadi-gado.
Tiba-tiba dari arah jalan Pattimura pengendara dengan kecepatan tinggi langsung menabrak maka terjadilah kecelakaan naas. Beberapa penjual makan yang sempat dimintai keterangan dengan penuh sedih ceritakan kejadiannya sangat melulushkan hati. "Sebab ibunya tidak dapat bergerak untuk menghindar, aduh anak yang tabrak itu mesti dihukum karena bawa motor dengan kendaraan kencang dari arah jalan Pattimura. Padahal belokan itu kendaraan tidak boleh kencang", tutur mereka. Akibat tingkah yang tidak baik itu membuat orang lain menjadi korban sia-sia.Hingga banyak yang menolong untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat di RS Bakti Rahayu. Benar Ibu yang selalu tebar senyum manis itu dilarikan ke RS Bakti Rahayu sempat dilakukan pertolongan.
Tapi karena pendarahan terus dirujuk ke RSU dr Leimena Poka, keesokan harinya Senin (27/02/23) oleh para medis dikatakan ibu Majelis sudah dalam keadaan koma hanya mujizat Tuhan saja. Seluruh perangkat pelayan bersama warga jemaat terus memanjatkan doa kepada Allah Bapa dalam Kristus sang pemberi hidup. Agar dengan kuasaNya izinkan terjadi pemulihan Haidy hidup untuk melayaniNya. Namun semuanya Tuhan yang menentukan jalan hidup setiap anak-anak yang dikasihinya, hingga sekitar pukul 19.00 WIB kami semua dikejutkan dengan kabar buruk Heidy mantan paskibraka nasional telah kembali ke pangkuan Bapa di Surga.
Saat itu tangispun meledak-ledak mendenga kepergiannya dari warga Bethania untuk selama-lamanya dalam profesinya sebagai majelis jemaat. Mendengar meninggalnya Haidy banyak yang saling ingin tahu itu benar tidak, salah satu teman sekolah dari SD sampai SMA, mantan Danrem 151 Binaiya Brigjen TNI Arnold Ritiauw melalui telepon seluler ke media ini tanyakan. Non Haidy meninggal ditabrak ya dan bagaimana pelakunya sudah ditahan atau belum. Dijawab sudah ditahan namun anaknya masih dibawah umur, dengan suara sedih dengan tegas disebut. Tetap diproses karena telah merenggut nyawa orang dengan sia-sia, saya akan bantu sampaikan ke Kapolda.
Setelah itu diingatkan lagi dua mnggu lalu kita bertiga ada saling kontak melalui WA tapi tidak pernah terpikirkan itu komunikasi terakhir. Pa Ritiauw sangat menyesal dan sedih namun mengatakan, "ya Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil terlujilah nama Tuhan", ujarnya. Sempat sampaikan Haedy itu memiliki prestasi dari SD-SMU, selanjutnya media ini pun kerumah duka untuk menunggu kepulangan jenasah dari RSU dr Leimena. Sangat terkagum-kagum melihat begitu banyak warga yang sementara menunggu kepulangan nona paras manis yang pernah jadi pembaca siaran TVRI Ambon saat mula-mula ada di Maluku.
Saat bincang-bincang dengan beberapa warga, mereka menyebut orangnya kala sekolah sangat berprestasi, cantik dan terkenal. Bahkan diusianya yang sudah 50 keatas tetap semangat untuk memajukan kota Ambon dengan berbagai ide-ide besarnya yang tergabung dalam berbagai organisasi.Itulah pribadi nona manis yang kuasai beberapa bahasa yang sejak kecil didik sangat disiplin oleh omanya dan kedua orang tua om Bert dan tante Emy. Hari ini pemakaman berlangsung pukul 13.00 WIT dirumah duka, terlihat suami Remon Elim dan ketiga anak Felecia, Carlos, Stefanny sangat sedih. Selain itu kedua adiknya Bruhs, Sesye dan keluarga besar benar-benar terpukul atas meninggalnya kakak tercinta.
Dari rumah duku dengan berjalan diiringi torempet peti jenasah menuju gereja Bethania tempat dirinya betsaksi dan melayani Tuhan. Didepan gereja telah diterima Ketua Majelis Jemaat Pendeta Vanny Lailossa/P, Sekretaris Klasis Pendeta Max Takaria dan sejumlah Pendeta serta majelis Jemaat. Dengan penuh haru anak tercinta Felicia mengungkapkan rasa duka dan menyerahkan ibu tercinta untuk menjalankan prosesi ibadah. Untuk selanjutnya mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir, pemakaman Tionghoa di Taeno.
Saat peti jenasah memasuki gedung gereja, semua jemaat mencucurkan air mata. Hotbah disampaikan Pendeta Ny A Titiahy, sempat menceritakan kala itu ada dua pilihan yang didepan mata ambil S3 atau layani Tuhan. Sangat bersyukur nona manis belsterani Belanda itu lebih memberikan diri melayani Tuhan. Selanjutnya selesai doa syafaat dan pemberian tanda ungkapan kasih dari Pendeta dan warga jemaat dalam bentuk pemberian bunga. Sekretaris klasis Pendeta Takaria menyebutkan sempat kenal Heidy dekat, orang pekerja keras, bertannungjawab tapi sangat bersahabat.
Selalu senyum buat siapa saja, dan penuh keakraban, pulanglah ke rumah Bapa dengan damai sejahtera sambil menyampaikan pesan dalam kitab Filipi yang menyebutkan "Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan". Sementara itu mengakhiri cerita kepergian Haidy Elim Nikijuluw, Ketua Majelis Jemaat Bethania Pendeta Vanny Lailossa/P saat dimintai komentar oleh media ini dengan raut wajah sedih menuturkan. Kami keluarga besar Jemaat Bethania sangat kecewa dan penuh kesedihan dengan berpulang ya ibu tercinta menghadap Bapa di Surga.
Namun siiapapun dia akan meninggal dan tidak ada satu manusia pun yang bisa menyelami rencana dan maksud Tuhan menyangkut kematian. "Rekan pelayan kami ibu Heidy sebelum kecelakaan masih bersua bertemu bersama bergumul bersama.Untuk mempersiapkan anak-anak kami yang ada di kelas ujian dari SD, SMP dan SMA mempersiapkan mereka untuk ujian. Dan Minggu kemarin itu ibu Haedy menjadi pelayan khusus saat itu.
Sebagai gereja kami masih membutuhkan kehadirannya karena sebagai majelis orangnya penuh semangat dan sangat bertanggung jawab”, tutur Pendeta Vanny. "Sesuai dengan struktur gereja ibu Haedy ada pada bidang tugas penelitian untuk melakukan pemantauan/evaluasi terhadap program-program struktur pelayanan dan semua pekerjaannya masih berproses", sebut ibu Pendeta. Jadi kami merasa benar-benar kehilangan, sambil katakan sebagai manusia kami memang merasa kehilangan potensi-potensi yang luar biasa yang sangat dibutuhkan dalam tugas-tugas pelayanan.
.
Tapi di sisi lain sebagai orang yang percaya dan beriman, rencana Tuhan atau pun ororitasNya siapapun kita tidak bisa membatasi. Dan kami percaya Tuhan ambil Ibu Haidy tapi tidak pernah membiarkan gereja maupun keluarga terkantung-kantung dalam pelayanan. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi kami. Sembari menambahkan merasa sangat kehilangan sekali atas meninggalnya beliau dan itu juga benar-benar mengagetkan warga kota Ambon apalagi jemaat Bethania.
"Karena beliau tidak sakit masih segar bugar dan penuh keceriaan serta selalu tersenyum. Kita masih bertemu di gereja dan saat mendengar kecelakaan yang menimpa dirinya seperti tertimpa durian runtuh. Kini ibu Haedy Alberta Regina Vigailin Nikijuluw telah kembali ke pangkuan Bapa di Surga, Selamat jalan teman pelayan kami semua sangat kehilanganmu, tetapi bersuka cita karena engkau telah kembali kepada Sang Pemilik Hidup", sebut ibu Pendeta mengakhiri pembicaraannya dengan media ini. (MB-01)
Belum Ada Komentar