BMW : BERSYUKUR TUHAN TELAH MENETAPKAN PIMPINAN GPM LIMA TAHUN KEDEPAN, KATONG SIAP BERGADENGAN TANGAN
Ambon, Malukubersatu,Com,-Mensyukuri tuntutan Tuhan Sang Kepala Gereja, Bung Michael Wattimena bersyukur proses persidangan sinode yang ke-39. Boleh berlangsung selama delapan hari berkat pertolongan Tuhan berakhir dengan sempurna. Lanjut tokoh muda Gereja Protestan Maluku yang adalah tenaga ahli Kementrian ESDM dan Komisaris Pertamina Internasional Shipping, lewat telepon selulernya pada Minggu (26/10/25) katakan.

Sebagai anak GPM bersyukur dan ucapkan selamat atas terpilihnya MPH Sinode GPM yang baru periode 2025 - 2030. Tuhan Sang Kepala Gereja memperlengkapi orang-orang yang telah dipilih dengan segenap hati dan kemampuan fisik dan pikir. Serta ketahanan spiritual yang handal dalam untuk bawa bahtera GPM, sebagai pemimpin umat di bumi Maluku bagi kemuliaan-Nya. Kami akan terus sama sama bergandengan tangan untuk memberikan yang terbaik kepada Gereja Protestan Maluku sebagai rumah besar bersama.
Kita ketahui bersama perjalanan Gereja Protestan Maluku (GPM) terus berproses. Dan melalui rangkaian panjang Sidang Sinode ke-39, kini telah ada dalam sejarah baru struktur Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM periode 2025–2030. Pada Sabtu (25/10/2025) malam, momentum penting bagi gereja telah menghasilkan figur terpilih, Pendeta Sacharias Izack Sapulette, dari Sekretaris Umum MPH dipercaya menakhodai GPM sebagai Ketua Umum MPH Sinode GPM untuk Maluku dan Malut.

Didampingi Pendeta Ricardo Ambroso Rikumahu, Wakil Ketua I dan Pendeta Adriana Lohy, S.Th Wakil Ketua II. Sedangkan Pendeta Herman Reinhard Tupan, Sekretaris umum dan Pendeta Max Takaria, Wakil Sekretaris Umum. Diyakni para pengurus inti luar biasa, mereka memiliki pengalaman panjang dalam pelayanan jemaat. Serta membawa semangat moderasi dan keseimbangan dalam kepemimpinan Gereja.
Mereka mampu memperkuat tata kelola administrasi gerejawi serta menjamin kesinambungan kebijakan pelayanan lima tahun mendatang. "Ada lagi untuk jajaran anggota MPH Sinode GPM periode 2025–2030 diisi oleh Pendeta Irene K. Koljaan, S.Th, Pendeta Wem Terloy, S.Th. ditambah Penatua Prof. Dr. Mathilda Timisela, dan Penatua Phill Meno Latumerissa, S.Pd.

Kehadiran para pendeta dan penatua dalam satu komposisi yang berimbang mencerminkan wajah GPM yang terbuka, dialogis, menghargai keberagaman peran dalam tubuh pelayanan", tutur BMW yang dibesarkan dalam rumah besar itu. Tambahnya, Sidang Sinode ke-39 GPM yang dipusatkan pada Gereja Maranatha telah menandai babak baru dalam perjalanan Gereja menuju satu abad pelayanannya di Maluku dan Maluku Utara.

Dan para kepemimpinan baru, diharapkan dapat memperkuat semangat kolaborasi memperluas jangkauan pelayanan, meneguhkan persekutuan umat di tengah dinamika masyarakat kepulauan. Bergandengan tangan dengan pemerintah dan agama lainnya untuk memberikan hidup yang punya arti. Melayani dengan hati yang penuh kasih, menumbuhkan iman, dan terus menjadi berkat bagi tanah Maluku dan Malut.(MB-01)
Indonesia
English
Belum Ada Komentar