Indey : Jelaskan Proses Seleksi Paskibraka Hingga Peserta Terpilih Menuju Nasional
Ambon,MalukuBersatu.Com-,Kepala Badan Kesbang Pol Propinsi Maluku Daniel Indey, kepada pers Senin (10/06/24) diruang kerjanya menjelaskan. Proses seleksi Paskibraka tahun 2024 yang kini ditangani Kesbang Pol alurnya setelah seleksi paskibraka di tingkat kabupaten kota selesai. Yang berlangsung pada bulan Maret dan April kemudian selanjutnya menuju ke tingkat Propinsi dan Nasional yang dilakukan pada ( 29-31/05/24).
Dimana pelaksanaan seleksi tingkat propinsi dan nasional berlangsung di balai diklat perikanan poka, dan yang ikut seleksi sebanyak 64 peserta didik dari 11 Kabupaten/kota. Terdiri dari 32 dan Putra 32 Putri. Sebab diminta haruslah satu pasang, lanjutnya dari 64 itu disiapkan untuk propinsi disiapkan sebanyak 54 peserta. Sedangkan yang ikut sudah melebihi kuota dimana lebih banyak itu datangnya dari kota Ambon lebihnya 16 peserta karena mereka tidak keluarkan biaya.
"Dari 64 orang sesuai kuota provinsi 54 dan nasional 2, dibuat seleksi untuk peserta, pasti ada yang lolos dan tidak lolos. Proses awal (29/05/24) 4 peserta tidak lolos dari Kota Ambon dua orang setelah periksa adminitrasi ternyata mereka sudah duduk dikelas 11 sementara ketentuannya harus kelas 10. Selain itu kedapatan 2 orang setelah tes nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan rendah sekali.
Sembari sebutkan sesuai nilai dasar passing grade itu mesti 70 yang mereka miliki itu hanya 20 dan 30 hingga dinyatakan tidak lolos. Lanjutnya bagi nilai dasar passing grade 70 ikut tes/seleksi di tingkat nasional yang nilai di bawah 70 sampai dengan 40 ikut seleksi untuk provinsi. Didapatkan passing grade 70 ke atas itu ada sebanyak 16 orang dan mereka akan ikut seleksi tingkat nasional untuk dapatkan 4 peserta .
Dimana untuk 16 peserta masih ada lagi seleksi tahap akhir yaitu medical check up (MCU) karena ini pemeriksaan kesehatan yang sangat detail antara lain uji lab. Diantaranya darah, mata, gigi itu semua diperiksa oleh dokter spesialis dan setelah itu hasil pemeriksaan dikirim pada panitia pusat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI. "Jadi 16 peserta yang diperiksa kesehatan semua hasilnya langsung dikirim lewat aplikasi ke BPIP, nanti mereka yang memutuskan atau menentukan siapa yang lolos dan tidak lolos", terangnya.
"Prosesnya seperti itu kami di propinsi tidak ikut campur, kembali katanya. sementara yang tadinya 60, tinggal 58 sedangkan dibutuhkan untuk propinsi 54 jadi ada 4 cadangan. Sekali lagi semuanya kami akan berproses sesuai aturan hingga untuk sementara peserta Paskibraka dikembalikan ke Kabupaten/kota dulu. Nanti di bulan Juli kita akan panggil 54 peserta untuk ikut persiapan paskibraka di tingkat Propinsi. Mungkin dari 54 itu ada yang sakit hingga tidak ikut maka empat cadangan dipanggil berdasarkan peringkat", terangnya.
Saat dikonfirmasikan terkait polimik yang berkembang, ada peserta didik dan keluarga yang resah dengan cara yang dilakukan panitia entah itu pusat atau daerah. Dimana kedapatan tidak ada kejujuran membuat kekecewaan yang mendalam dialami KRISTINE LUMATALALE siswa SMA N 3 dari Kabupaten Seram Bagian Barat. Terkait hal itu Indey katakan saat terima informasi tersebut pihaknya langsung berkomunikasi dengan panitia pusat.
"Saya, sangat merasa bertanggungjawab, setelah berkoordinasi panitia pus bersedia untuk siapkan akomodasi bagi siswa tersebut untuk di berangkatkan ikut seleksi tingkat pusat", jelasnya. Hingga kami langsung komunikasi dengan Penjabat Bupati SBB Achmad Jais Ely menyangkut peserta tersebut siap berangkat ikut seleksi ditingkat nasional. Bupati dengan gerakan yang cepat menghubungi keluarga yang rasa dirugikan
"Namun setelah berkomunikasi dengan keluarga, Penjabat sebut telah buat pendekatan tetapi keluarga berkeberatan dalam artian peserta tersebut tidak mau ikut lagi", jelas Kabang. Ini mesti jadi perhatian serius bagi panitia seleksi, agar tidak merugikan dan mematikan semangat generasi muda Maluku. Cara yang tidak elok ini akan buat peserta didik di Maluku tidak akan berkembang.
Sekali lagi tolonglah jadi panitia ditingkat pusat yang baik bagi anak bangsa tidak boleh tembang pilih karena nanti Indonesia tidak akan maju. Siapapun dia anak bangsa harus disama ratakan tidak boleh lihat status ekonomi, kwalitas peserta didik yang mesti diutamakan. (BM-01)
Belum Ada Komentar