
Pariama: Kebijakan Kadis Cegah Tawuran Sangat Jadi Perhatian SMA N 14 Ambon
Ambon,MalukuBersatu.Com,-Tahun ajaran baru 2025-2026, bagi seluruh peserta didiik dari SD, SMP, SMA sederajat sudah mulai berlangsung. Terkait dengan itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Maluku James Leiwakabessy, tegaskan. Para kepala sekolah jenjang SMA/SMK harus benar-benar berikan perhatian serius, jangan terjadi tawuran antar sekolah dan juga dalam lingkungan sekolah.
Terkait hal itu saat media ini berkunjung ke SMA N 14 Ambon yang berlokasi diseputaran Paso, untuk memintakan komentar Kepsek. Dengan penuh keramahan kepala sekolah Deike Pariama sambut dan memberikan komentar. Diawali dengan puji syukur sekolah yang dipimpinnya selalu berada dalam keadaan baik selalu. Tidak pernah ada tindakan kekerasaan di antara sesama murid mulai dirinya saya di sekolah ini sampai hari ini.
Lanjutnya, untuk siswa baru mereka baru selesai kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), berbagaii materi telah diberikan sesuai dengan kebijakan Kementrian yaitu Pendidikan Ramah. Dan apa yang menjadi ketegasan pa Kadis Pendidikan James Leiwakabessy itu. Telah kami sampaikan kepada seluruh murid dengan berikan warning seandainya ada yang buat cara tidak benar dikenakan sangsi.
Tidak hanya murid orang tua juga telah diberi tahukan saat anak kesekolah setiap hari dibekali dengan doa untuk tumbuhkan Pendidikan karakter pada anak. Hingga untuk tauran anak-anak saya tidak nakal-nakal, mungkin karena jauh dari sekolah-sekolah lain dan juga dari keramaian. Selain itu anak-anak ini mungkin karena mereka sadar datang dari latar belakang orang tua yang sederhana
Sehingga jarang lakukan hal yang tidak menyenangkan dan juga karena hasil didikan dewan guru di sekolah yang sering dan selalu memberikan nasehat pembimbingan karakter. Hingga pada akhirnya mereka sangat menghargainya saat pulang sekolah tidak gerombolan untuk lakukan aksi-aksu tidak sopan. Bahkan dikatakan antar internal juga tidak ada, mudah-mudahan tindakan kekerasan selalu dijauhkan dari mereka.
Dikarenakan mungkin menyadari bahwa datang dari keluarga-keluarga yang menengah ke bawah, hingga benar-benar fokus untuk menuntut ilmu. Tambahnya sebagian besar yang masuk SMA N 14 Ambon, saya sebut kebanyakan dari anak-anak luar negeri dari Sabang Merauke dan ada pada tingkat menengah ke bawah. Akhirnya saya bebaskan mereka semua dari pembayaran komite.
Dan bagi murid baru pakaian seragam yang harus di beli sebesar 950 ribu, pembayarannya juga tidak langsung boleh cicil. Bahkan pengalaman di sini ada siswa yang sudah lulus tapi belum lunasi seragam Sekolah. Di sekolah ini paling utama kami niat hati bantu anak-anak untuk dapat Pendidikan siapapun dia orangnya. Hingga sampai saat ini pintu sekolah masih tetap terbuka untuk terima siswa yang masuk.
Bahkan ada lagi karena murid belum bayar sumbangan pendidikan akhirnya dikeluarkan dari Sekolah. Dan datang saya terima dengan satu tujuan mereka bisa peroleh Pendidikan. Sebab harapan saya semua anak Indonesia di Maluku dan dimana saja harus bersekolah. "Terkadang saya anggap sekolah ini merupakan bengkel tempat menampung anak-anak dan dimodefikasi hingga jadi yang terbaik. Itulah didanamika yang pasti sing membantu itu sangat penting dalam kehidupan", tutupnya. (MB-01)
Belum Ada Komentar