
Dusun Ramang-ramang Destinasi Semakin Maju Dibantu Bank Indonesia
MalukuBersatu.Com,Salah satu tempat wisata yang ada dikota Makassar, Ramang-ramang menjadi salah satu lokasi para wartawan Maluku yang ikut acara Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Maluku. Bercibaku untuk melihat keadaan alamnya, hingga dengan gunakan bus Pariwisata sebanyak 27 jurnalis dipandu tim BI
Menuju Kabupaten Maros, Sulsel, desa Salensra dusun Ramang-ramang, sebelum menuju lokasi tersebut kita berhenti didesa Salendra. Disitu para pencari nafkah telah menunggu dengan barang yang dijualkan maupun disewakan berupa topi dan kacamata maka jualan tersebut diborong oleh para wartawan ada yang sewa maupun beli. Selanjutnya untuk menuju lokasi binaan Bank Indonesia kita mesti menyusuri danau yang diapit oleh gunung batu.
Yang airnya tenang membuat jiwa kita pun tenang dan bahagia bersyukur pada Tuhan untuk bermitra dengan Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Maluku. Dengan gunakan kapal motor tidak sampai jam lagi telah ada didesa binaan BI tersebut. Peserta dibagi dalam dua kelompok untuk menyusuri desa yang terlihat sangat nyaman dan indah itu. Kami dituntun oleh sosok-sosok pekerja keras yang menjaga denyut pariwisata setempat untuk tetap hidup. Rombongan jami dipandu bung Umar (38), warga Dusun Ramang-Ramang, Desa Salendra.
Bercerita dengan bung Umar didapatkan keterangan kerja sehari-hari angkut warga yang datang berwisata dikampungnya. Kebanyakan yang datang untuk menikmati keindahan hamparan tebing kapur dan hijaunya persawahan di sepanjang danau. “Saya sehari-hari bekerja sebagai pengemudi perahu. Kalau lagi sepi, bantu-bantu di sawah kecil milik keluarga,” ujar Umar saat diwawancarai media ini, pada Kamis (9/10/2025). Pekerjaannya telah dilakoni bertahun-tahun dan dilayaninya penuh kebahagiaan.
“Alhamdulillah, dari kerja kemudi perahu motor ada rezeki untuk anak dan keluarga,” sebutnya penuh senyum sukacita. lanjutnya, hasil yang didapatkan untuk dipulanghan ke keluarga 200-500 ribu. Dengan tarif perahu di kawasan ini tergolong terjangkau, yakni sekitar Rp300 ribu per perahu untuk kapasitas 3–8 orang, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. “Pengunjung dari luar negeri juga ada, tapi paling banyak dari kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Bandung,” tambahnya.
Dikatakan berkembangnya dusun Ramang-ramang sekarang ini berkat Bantuan dari BUMN BI dan juga tidak lepas dari dukungan sejumlah pihak. Dia mengaku beberapa perahu yang digunakan para pemandu merupakan bantuan dari BUMN, seperti Pelindo, Angkasa Pura, dan BNI. “Angkasa Pura bantu satu perahu per orang, total ada sekitar 15 perahu,” tuturnya. Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga turut membantu, tetapi dalam bentuk lain. Kalau BI bantu pembangunan dermaga dan jalan di sekitar sini dan hal itu sangat bermanfaat.
Untuk akses wisatawan seperti sekarang ini yang para wartawan sedang nikmati ,” katanya. Kami bersyukur atas berbagai bantuan yang diterima, Umar berharap masih ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, terutama dalam perbaikan infrastruktur wisata. “Mungkin ke depan bisa diperbaiki lagi dermaga yang rusak, juga jalan menuju dermaga yang mulai berlubang. Supaya wisatawan makin nyaman,” harapnya. Ia juga berharap Pemerintah Kabupaten Maros turut memperkuat peran dalam pengembangan destinasi wisata di Remang-remang.
“dikatakan selama ini dari BUMN yang selalu membantu, kami mohon ada kepedulian pemerintah daerah ikut memperhatikan fasilitas umum seperti tempat istirahat dan jalanan,” ujarnya. Di tengah derasnya arus pariwisata yang datang dan pergi, Umar tetap setia mengayuh perahunya, menjaga agar Ramang-Ramang tetap hidup. Bukan sebagai destinasi wisata, tapi juga sebagai sumber penghidupan bagi warga setempat. Selain itu ibu Maryam yang dari usia anak telah hidup dalam alam kedamaian dududun Ramang-ramang saat dimintai komentar sebutkan.
Sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah membuat dusun kami semakin bercahaya hingga 18 KK bisa hidup aman dan damai. Karena kini fasilitas yang dibuat BI telah mendatangkan begitu banyak wisatawan yang datang dan berteduh ditempat jami sambil mencicipi kelapa muda dengan harga Rp 15 ribu rupiah. Akhiri bincangnya dengan wartawan dari Maluku dikatakan kami mendoakan Bank Indonesia agar terus berjaya dan jadi berkat bagi orang banyak.
(MB-01)
Belum Ada Komentar