LUBIS APRESIASJ FJP MALUKU BUAT WORKSHOP
Ambon,MalukuBersatu.Com,-Forum Jurnalis Perempuan Maluku yang dipimpin F Raiman bersama Sekretaris Feby Koeno beserta pengurus lainnya. Sangat bertanggung jawab untuk membesarkan wartawan perempuan di Maluku. Hingga pada Sabtu (19/05/23) dilaksanakan workshop yang berlangsung di gedung flesigen milik pemerintah kota Ambon. Pada saat itu Ketua Umum Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Uni Lubis melalui zoom memberikan sambutan.
Dirinya memberikan apresiasi terhadap kegiatan workshop yang dilakukan FJPI Cabang Maluku. Sebutnya kegiatan seperti itu sangat penting untuk menjadikan wartawan perempuan semakin profesional dalam menghasilkan karya-karya jurnalistik. Lubis menyatakan, jurnalis perempuan di Maluku harus paham jurnalisme damai dalam setiap pemberitaan. “Jurnalisme damai dan konflik penting dipahami Jurnalis perempuan dalam pemberitaan konflik agar pemberitaan yang dilakukan lebih berimbang dan akurat,” katanya.
Lanjutannya pelatihan peningkatan kapasitas jurnalis perempuan FJPI Cabang Maluku merupakan hal yang tepat. Mengingat wilayah yang berpotensi terjadi konflik, karena sebelum konflik terjadi jurnalis harus memiliki kepekaan dengan melihat tanda zaman. “Peliputan di daerah konflik menjadi tantangan berat bagi jurnalis perempuan, karena itu harus lebih peka dan profesional dalam meliput dan menyampaikan informasi melalui pemberitaan,” katanya. Uni menyatakan, mentalitas seorang jurnalis perempuan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.
Karena itu jurnalis harus diberi bekal dan pemahaman yang cukup terkait liputan di daerah konflik dengan tetap menerapkan jurnalisme damai. “Peran jurnalis perempuan tidak boleh kalah pintar dengan jurnalis laki-laki. Sehingga harus dibekali dengan pelatihan dan peningkatan kapasitas agar lebih baik,” tuturnya. Sambil meminta jurnalis di Maluku juga fokus pada isu-isu perempuan dan anak yang kasusnya meningkat. Sementara itu Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Cabang Maluku Frida Rayman dalam sambutannya berharap.
Kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi jurnalis perempuan di era digitalisasi yang membutuhkan profesionalisme dan integritas serta lebih bertanggungjawab dalam sebuah pemberitaan. Katanya, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi jurnalis perempuan di era digitalisasi yang membutuhkan profesionalisme dan integritas serta lebih bertanggungjawab dalam sebuah pemberitaan. Sebutnya, UU Pers nomor 40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik merupakan salah satu mata uji dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan.
Sehingga kegiatan workshop penting untuk menambah wawasan pemikiran para jurnalis perempuan, jurnalis perempuan di Maluku tidak lagi tereliminasi. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis perempuan, membantu perlindungan hukum dalam melaksanakan profesinya,”ungkapnya.Sementara itu, para narasumber yang juga wartawan senior Vonny Litamahuputty, pemimpin redaksi Arikamedia.co memberikan materi yang berkaitan dengan makna profesi jurnalis perempuan dan jati diri perempuan.
Sementara Saswaty Matakena, Pembina FJPI Cabang Maluku juga pimpinan redaksi LaskarMaluku.com memberikan materi terkait dengan UU Pers Nomor 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik. Ada lagi ,Ronny Samloy,SH Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan Ex Officio Ketua Lembaga Bantuan Hukum PWI Maluku, dengan materi urgensi Perlindungan Hukum. Pembina FJPI Cabang Maluku Saswaty Matakena menyatakan, setiap jurnalis harus paham betul soal UU Pers dan kode etik jurnalis karena ini menjadi pedoman bagi kita dalam proses peliputan.
“Penguasaan terhadap UU Pers dan Kode Etik Jurnalis menjadi acuan bagi pers yang bekerja di lapangan guna menghindari kita dari proses hukum,” tandas Matakena. Ia juga mengharapkan kepada organisasi-organisasi di daerah ini untuk lebih peduli pada peningkatan kapasitas wartawan UKW (Uji Kompetensi Wartawan). Hal senada juga dikemukakan Ketua Lembaga Bantuan Hukum PWI Maluku, Rony Samloy. kepada pers usai memberikan materi, Samloy memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap “Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Cabang Maluku (FJPIM).
“Ini perubahan yang justru menjadi reflektif bagi organisasi-organisasi yang berada di daerah ini; terutama laki laki, katong (kita) musti malu dari perubahan yang telah dibuat oleh FJPIM terkait dengan peningkatan kapasitas wartawan, “ujar Samloy yang juga wakil ketua bidang pembinaan wartawan PWI Maluku ini.Ia merasa senang hati karena materi yang disajikan sangat krusial karena terkait dengan peran dan perlindungan hukum terhadap pers di lapangan.(MB-01)
Belum Ada Komentar