ARTIKEL POPULER

Papalele: Denyut Nadi Ekonomi Tradisional Ambon Dapat Gelar Warisan Budaya Tak Benda Nasional

Papalele: Denyut Nadi Ekonomi Tradisional Ambon Dapat Gelar Warisan Budaya Tak Benda Nasional

AMBON,MALUKUBERSATU.COM,-Kota Ambon yang kini dipimpin duet Wattimena-Toisutta, terus berbenah diri untuk ciptakan yang terbaik kepada warganya.  Hingga kini sejarah baru terukir, bagi Kota Ambon manise, seiring dengan resmi ditetapkannya profesi pedagang tradisional perempuan Ambon. Yang dari dulu sampai saat ini dikenal sebagai "Mama-mama Papalele", yang merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

img-1760274888.jpg

Tiada disangka sebutan dan budaya yang mereka sandang diberikan penghargaan  Nasional oleh Kementerian Kebudayaan. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Penetapan WBTB di Jakarta,Jumat (10/10/ 25). Yang sekaligus menjadi pengakuan tertinggi negara terhadap eksistensi Papalele sebagai cerminan tradisi perdagangan rakyat yang tangguh, unik, dan kaya nilai sejarah.

Papalele, sebuah istilah lokal yang berasal dari kata Portugis kuno, "Papalvo", menggambarkan aktivitas usaha kecil dan perdagangan sederhana, di mana penjual bertemu langsung dengan pembeli. Dalam potret otentik yang sering dijumpai di sudut kota, seperti yang digambarkan dalam foto-foto terkait Kota Ambon. Terlihat seorang Mama Papalele yang gigih menjajakan hasil bumi dan dagangan lokal. Seperti pala, telur, buah-buahan dan juga minuman  segar.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Ambon Christian Tukloy menyampaikan rasa bangga yang mendalam atas pengakuan tersebut. "Penetapan ini bukan sekadar pengakuan formal semata, melainkan sebuah bentuk penghormatan negara. Terhadap spirit dan ketangguhan Mama-mama Papalele dalam memperjuangkan hidup mereka dari pagi sudah turun ke kota ," ujarnya. 

img-1760274914.jpg

Ia menegaskan bahwa para Papalele adalah pahlawan ekonomi keluarga yang telah menjaga rantai pasok pangan lokal Ambon sejak zaman kolonial hingga hari ini. Lebih dari sekadar aktivitas jual beli, Papalele sesungguhnya adalah warisan budaya tak benda yang mengandung nilai-nilai luhur. Seperti kejujuran, kegigihan, kemandirian, serta kemampuan menjalin koneksi personal dan kepercayaan yang kuat.

Antara penjual dan pembeli, nilai-nilai kemanusiaan ini bahkan terbukti vital dalam menjaga solidaritas sosial Kota Ambon. Disparbud Kota Ambon berkomitmen untuk menjadikan status WBTB Nasional ini sebagai momentum untuk melestarikan dan mengembangkan Papalele. Upaya yang akan dilakukan mencakup pengangkatan Papalele sebagai ikon wisata budaya dan ekonomi lokal.

img-1760274930.jpg

Perancangan dukungan infrastruktur seperti sentra Papalele yang representatif dan layak, serta mendorong regenerasi nilai. Dengan mengajak generasi muda Ambon untuk memahami dan menghargai nilai-nilai ketekunan yang diwariskan oleh para Papalele. "Mama-mama Papalele adalah wajah ketahanan Kota Ambon, berstatus WBTB Nasional.

Kami mengajak seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk bersama-sama menjaga, melindungi, dan memastikan tradisi Papalele terus hidup dan berdenyut di hati Ibu Kota Provinsi Maluku ini," tutupnya.(MB-01)


Komentar

  1. Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

ARTIKEL SERBA --SERBI

Lorem Ipsum is simply dummy text of ...

Nisa Rahmawati

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the ...

Steven

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the ...

Micky Zack

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the ...

Clara Pedirica
Kategori