
Puspita : Makanan Khas Maluku Sagu, Diolah Jadi Mie pernah Peroleh Satya Lencana tingkat Nasional
Puspita : Makanan Khas Maluku Sagu, Diolah Jadi Mie pernah Peroleh Satya Lencana tingkat Nasional
Ambon, MalukuBersatu.Com,-Lirik lagu Ambon, pohon sagu itu suatu hasil di sebelah Timur, Di Maluku bukan hanya sebatas lagu belaka. Tetapi anugerah Tuhan membawa penghasilan yang sangat berarti bagi masyarakat Maluku sejak zaman para leluhur. Sagu menjadi salah satu makanan khas Maluku yang tumbuh diseanteroh tanah Maluku. Selalu dijadikan makanan unggulan diolah jadi papeda untuk dimakan.
Seiring dengan perkrmbsngsn zaman Sagu bisa diolah menjadi yang lebih menarik untuk disantap, bisa menjadi beraneka ragamm kuliner bahkan yang paling luar biasa diproduksi jadi mie sagu.Terkait mie sagu, media ini hari Senin (19/05/25) berkenan wawancara salah satu pengusaha Diah Puspita. Satu-satunya pemilik sagu dikota Ambon manise, dengan penuh ramah dan santai diwalang miliknya.
Yang diberi nama mie sagu cempaka sehat, sangat penuh ketertarikan saat masuk diruangan yang tidak terlalu besar. Semuanya terbuat dari disebut sampah sagu, tempat dan meja dari gaba-gaba, tempat sendok dari daun sagu pernik-pernik atau hiasan dinding semua ala sagu bahkan ada pohon sagu yang ditaru pada walang tersebut. Selanjutnya saat diwawancarai awal tertarik buat mie sagu tahun 2020, saat itu terigu benar susah dan tidak masuk di Ambon.
Hingga mencoba dan ternyata luar biasa enak mie sagu, karena anak anak suka makan mie jadi di buat pas anak Ulang tahun. Dibawah ke sekolah dengan cara agak lain mie sagu warna-warni. Mihat itu teman teman mulai tertarik dan suka karena rasanya enak mereka mulai pesan kalau ada cara. Kemudian ada teman saya kerja di salah satu bank buat program untuk para UMKM saya diajak karena butuh peserta.
Dari situlah sudah mulai jadi perhatian, salah satunya pa Kadis Perdagangan kala itu Elvis Pattiselano tertarik. Beliau berkunjung ditempat saya, kemudian saya dibantu untuk berproses mengurus ijin di berbagai lembaga yang berkompeten. Sampai pada ijin halal maka saya mulai mengembangkan produk mie sagu sehat. Selain jual diwalang juga dimasukan ke berbagai swalayan swalayan dikota Ambon.
Sedikit demi sedikit mulai berkembang, produk mie sagu kita sudah ada di beberapa negara seperti Belanda, Amerika dan Australia meskipun baru skala kecil. Saat ditanya ada kerjasama dengan Pemerintah baik Propinsi Maluku maupun Kota Ambon. Ada saat itu dizaman pemerintahan Gubernur Pa Murad Ismail, hadir Menteri Sandiaga Uno tertarik dan sampaikan ini mie sagu ini yang terbaik harus jadi perhatian pemerintah.
Selain itu ada juga kunjungan dari pusat, mereka tertarik dengan sagu diolah jadi mie akhirnya pa Murad Ismail terima satya lencana. Dari sagu yang dioleh jadi mie, saya buat menjadi mie cakalang dan mie ayam. Tambahnya untuk mie cakalang itu pakai ikan buatan sendiri, selain itu kami juga produksi kue dari sagu. Seperti bagea bawang putih, kue kering kenari dan lain lainnya semua bahan berasal dari sagu.
Bahan sagu itu kami beli dari Negeri Rutong dan dipulau Seram dengan harga satu tumang bervariasi ada yang Rp 85.000 dan 100.000 rupiah. Sehingga mie yang dijual berkisar Rp 25.000-35000 tergantung variannya. Karena ini makan khas Maluku dan 11 Kabupaten/kota, saya berkeinginan bangun kerjasama dengan Pemerintahan yang baru baik propinsi Muluku sampai ke-11 kabupaten kota.
Sebutnya untuk kota Ambon sudah pernah ketemu Pa Wali Kota, coba tawarin kerjasama mie sagu dimasukan ke hotel hotel. Tambahkan kini sudah bangun kerjasama dengan Jawa Timur. waktu kunjungan pejabat Jawa Timur, jadi semakin banyak yang konsumsi mie sagu itu berarti para petani dan nelayan di Maluku bisa peroleh keuntungan.Sebab kami terus beli sagu dan ikan cakalang dari para nelayan dan petani.
Tapi kalau konsumsi masih lemah kami tidak bisa membantu para petani dan nelayan. Kami sangat berharap dari pemerintah seandainya ada tamu tamu negara yang berkunjung ke Maluku.Pemerintah Daerah selain berikan makan papeda dan ikan kuah berilah para tamu menikmati mie sagu agar Maluku tidak dikenal dengan ikan saja tetapi mie sagu juga. Sebab Sagu dari Maluku berkwalitas dari semua propinsi di Indonesia.
Dan mie hampir semua kalangan dari anak sampai orang tua tertarik, apalagi terbuat dari Sagu rasanya luar biasa kenyal, lembut dan tidak tambah bahan lain. Sekarang ini kami sementara bekerjasama dengan Bea Cukai, Disperidaq, Balai Pom. Mareka siapkan dokumen kalau kita eksport skala besar harus butuh dokumen dari instansi terkait. Saat ditanya mie sagu itu awetnya berapa lama, bisa satu tahun lebih.
Sembari tambahkan sekarang ini kami masih manual jadi harganya agak mahal-mahal. Kedepan kalau sudah miliki mesin berarti harganya pasti turun sekarang ini satu kg Rp 40.000 ribu. Menutupi bincang dengan media ini dengan santun ibu Puspita katakan.Mari katong sama sama terus melestarikan sagu anugerah dari Tuhan Yang Maga Esa bagi orang Maluku.
"Katong harus bangga miliki pohon sagu yang terbaik sangat berkwalitas dari propinsi lain yang ada di Indonesia. Mari katong saling suport karena makan sagu itu katong jadi sehat",tuturnya.(MB-01)
Belum Ada Komentar